Mengenali Mata Minus (Rabun Jauh)

Mata dapat melihat karena adanya cahaya yang memantul pada benda sehingga tertangkap oleh mata. Pada orang normal agar dapat melihat dengan jelas, cahaya yang ditangkap mata ini harus jatuh tepat pada retina. Namun bagi penderita minus,  cahaya yang ditangkap mata jatuh di depan retina sehingga posisi benda yang jauh akan terlihat buram alias kabur.

Retina mata merupakan selapis tipis sel yang letaknya di bagian belakang bola mata. Fungsinya mengubah cahaya menjadi sinyal saraf yang nantinya diterjemahkan sebagai warna dan bentuk benda yang tampak oleh mata. Kinerja retina dipengaruhi oleh bentuk bola mata dan kornea. Pada penderita rabun jauh atau miopi, bola mata cenderung lebih panjang atau kelengkungan kornea mata terlalu besar sehinngga cahaya yang ditangkap mata tidak difokuskan dengan baik.
Ada beragam tanda-tanda mata minus diantaranya:
- Mampu melihat jelas sebuah obyek yang berada di dekat mata, namun kabur saat melihat obyek yang berada jauh dari mata.
- Sakit kepala akibat mata lelah.
- Sulit melihat saat malam hari, atau ketika penerangan minim.
- Perlu menyipitkan mata atau menutup sebelah mata untuk dapat melihat obyek dengan jelas.
- Mengedipkan mata secara berlebihan yang dilakukan sebagai relaksasi mata yang lelah.
Penegakan diagnosa pada penderita miopi dilakukan dengan pemeriksaan visus (ketajaman mata) yakni membaca huruf standar yang ada di kartu optotip snellen, yaitu sebuah kartu yang berisi huruf acak dengan ukuran yang berbeda. Pemeriksaandengan alat ini dilakukan dengan jarak 6 meter dengan kartu snellen.
Pemeriksaan mata yang lain juga bisa dilakukan dengan alat yang lebih modern seperti:
- Automatic Snellen Chart Proyektor
- LCD Snellen Chart
- Phoropter
- Slit Lamp
- Autorefraktometer / Keratometer
- Lensometer
- Non Contact Tonometer
- Automatic Perimeter
- Optical Coherence Tomography (OCT)
- Streak Retinoscope
- PD Meter
- Binocular Indirect Ophthalmoscope
Dari sekian banyak alat yang sering dipakai pada klinik mata yaitu Non Contact Tonometer.
Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter akan menentukan derajat minus mata dan menyarankan penanganannya. Salah satunya menggunakan kacamata dengan lensa cekung (lensa negatif) yang tentunya disesuaikan kekuatannya (Dioptri) dengan derajat minus penderita. Penggunaan kaca mata dapat digantikan dengan lensa kontak. Penggunaan kaca mata maupun lensa kontak ini dimaksudkan untuk membantu difraksi cahaya agar tepat jatuh pada retina mata. Penggunaan alat bantu ini sangat dianjurkan agar derajat minus tidak bertambah.

Penanganan mata minus juga dapat dilakukan dengan LASIK (Laser Assisted in Situ Keratomileusis) yaitu prosedur bedah mata dengan teknologi laser untuk memperbaiki cara mata memfokuskan cahaya ke retina di belakang mata. Cara lain yang digunakan adalah SMILE (Small Incision Lenticule Extraction), yaitu metode bedah refraktif generasi ketiga sama-sama menggunakan teknologi laser. Pada SMILE, penyayatan kornea jauh lebih keci dari pada LASIK, yakni hanya 2-4 mm. Penanganan lain menggunakan PRK (Photo Refractive Keratektomy). Pada PRK permukaan kornea dilepaskan dengan alkohol (tanpa diiris) dan langsunng dilaser.
Yuk pastikan mata kamu sehat, dan segera lakukan penanganan jika memang terindikasi rabun jauh (miopi).